Sunday, 14 November 2010

Resume Bab 10, Produksi dan Produktivitas

BAB X
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS
§      Pengertian
Kata “produksi” sering digunakan dalam istilah membuat sesuatu. Dalam istilah yang lebih luas dan lebih fundamental, produksi dapat diartikan sebagai berikut:
Produksi adalah pengubahan behan-bahan dari sumber-sumber menjadi hasil yang diinginkan oleh konsumen. Hasil itu dapat berupa barang ataupun jasa.
Dengan cara ini pedagang besar, pengecer, dan lembaga-lembaga yang menyediakan jasa juga berkepentingan di dalam produksi. Dengan demikian perusahaan bisnis dapat diartikan sbb:
Perusahaan Bisnis adalah sebuah organisasi/lembaga yang merubah keahlian dan material menjadi barang atau jasa untuk memuaskan para pembeli, serta diharapkan akan memperoleh laba untuk para pemilik.
Istilah “produksi” ini sering dikaitkan dengan istilah “produktivitas”. Meskipun kedua istilah tersebut sangat berkaitan, tetapi akan salah jika menganggap bahwa produktivitas itu merupakan fasilitasproduksi yang aktif. Pada pokoknya, produktivitas ini dapat didefinisikan sbb:
Produktivitas adalah sebuah konsep yang menggambarkan hubungan antara hasil (jumlah barang dan jasa yang diproduksi) dengan sumber (jumlah tenaga kerja, modal, tanah, energi, dan sebagainya) yang dipakai untuk menghasilkan hasil tersebut.
§      Produksi
Kegiatan produksi akan melibatkan pengubahan dan pengolahan berbagai macam sumber menjadi barang dan jasa untuk dijual. Dua macam keputusan yang diperlukan akan menjadi topic pada pembahasan selanjutnya. Keputusan tersebut adalah:
ü  Keputusan yang berhubungan dengan disain dari sistem produksi manufaktur.
ü  Keputusan yang berhubungan dengan operasi dan pengendalian sistem tersebut baik dalam jangka panjang maupun dalam jangka pendek.
§      Sistem Produksi Manufaktur
Beberapa keputusan jangka panjang yang menentukan disain sistem produksi adalah tentang:
a.       Disain produksi dari barang yang diproses
b.      Pemilihan/penentuan peralatan dan prosesnya
c.       Disain tugas
d.      Lokasi dan fasilitas produksi
e.       Layout dari fasilitas tersebut
Keputusan-keputusan yang komplek tersebut sangat berkaitan dengan proses pengolahan yang dapat digolongkan menurut 3 macam cara: (1) sifat dari proses tersebut, (2) jangka waktu produksi, dan (3) sifat produk yang diproses.
1.      Sifat Proses Produksi
Penggolongan proses produksi ini akan menentukan jenis atau bentuk pokok yang dipakai dalam pengolahan suatu produk. Berdasarkan sifatnya, proses produksi dibedakan menjadi 4 macam yakni:
a.       Proses ekstraktif: suatu proses produksi yang mengambil bahan-bahan langsung dari alam. Proses ini terdapat dalam industri proses produksi dasar.
b.      Proses analitik: suatu proses pemisahan dari suatu bahan menjadi beberapa macam barang yang hampir menyerupai bentuk/jenis aslinya.
c.       Proses fabrikasi: atau biasa disebut proses pengubahan merupakan suatu proses yang mengubah suatu bahan menjadi beberapa bentuk.
d.      Proses sintetik: merupakan metode pengkombinasian beberapa bahan ke dalam suatu bentuk produk.
2.      Jangka Waktu Produksi
Beberapa macam proses produksi dapat ditentukan menurut periode waktu dalam mana fasilitas produksi digunakan. Proses ini digolongkan menjadi 2 macam yakni:
a.      Proses terus-menerus: suatu keadaan manufaktur di mana periode waktu yang lama diperlukan untuk mempersiapkan mesin dan peralatan yang akan dipakai. Dalam hal ini, banyak atau semua mesin akan melaksanakan operasi yang sama dalam waktu tidak terbatas.
b.      Proses terputus-putus: suatu keadaan manufaktur di mana mesin-mesin itu beroperasi dengan mengalami beberapa kali berhenti dan dirancang lagi untuk membuat produk lain yang berbeda.
3.      Sifat Produk
Proses produksi yang lain dapat ditentukan menurut sifat produknya, jadi melibatkan ada atau tidaknya spesifikasi pembeli suatu produk tertentu. Dalam hal ini, proses produksi dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu: (a) produksi standard dan (b) produksi pesanan.
KEGIATAN PRODUKSI
§      Gambaran Sekilas
Keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kegiatan dan pengendalian sistem produksi akan menentukan peningkatan efisiensi operasinya, perencanaan dan pengawasan kuantitas serta kualitas produknya, dan kemampuan sistem tersebut. Dalam hal ini, masalah-masalah yang dihadapi oleh manajer produksi akan dibahas berikut ini.
§      Perencanaan Produksi
Fungsi produksi adalah menciptakan barang dan/atau jasa sesuai dengan kebutuhan masyarakat pada waktu harga dan jumlah yang tepat. Perencanaan produksi meliputi keputusan-keputusan yang menyangkut dan berkaitan dengan masalah-masalah pokok yang meliputi: jenis barang yang akan dibuat, jumlah barang yang akan dibuat, dan cara pembuatan (penggunaan peralatan yang dipakai).
Perencanaan jenis barang yang akan dibuat terdiri atas 4 tahap, yaitu:
ü  Tahap pertama, penentuan disain awal yang berupa disain spesifikasi dan syarat-syarat yang harus dipenuhi.
ü  Tahap kedua, penentuan disain barang yang tepat.
ü  Tahap ketiga, penentuan cara pembuatan yang berupa penentuan urutan proses produksi, tempat kerja dan peralatan yang dipakai.
ü  Tahap keempat, pembuatan, merupakan usaha memodifikasi tahap ketiga yang disesuaikan dengan layout, tuntutan kualitas dan mesin/peralatan yang tersedia.
Keputusan tentang jumlah barang yang akan dibuat dipengaruhi oleh perkiraan penjualan (sales forecast) atau pola permintaannya, dan mempengaruhi penentuan jenis mesin/peralatan yang akan digunakan.
§      Organisasi Produksi
Dalam perusahaan manufaktur, tanggung jawab untuk memproduksi barang berada pada Bagian Produksi. Di dalam bagian tersebut terdapat para spesilais yang ahli dalam perencanaan, supervisi, atau pelaksanaan tahap-tahap dalam proses produksi.
§      Pengandalian Produksi
Pengendalian produksi (production control) merupakan serangkaian prosedur yang bertujuan mengkoordinir semua elemen proses produktif (pekerja, mesin, peralatan, dan material) ke dalam satu aliran di mana aliran tersebut akan memberikan hasil dengan gangguan minimum ongkos terendah, dan kemungkinan waktu tercepat.
Pembahasan masalah pengendalian produksi ini akan dibatasi pada:
a.      Jenis-jenis Pengendalian Produksi
ü  Order Control digunakan oleh perusahaan manufaktur yang beroperasi hanya pada waktu menerima pesanan-pesanan dari pembelinya.
ü  Flow Control digunakan dalam pabrik-pabrik yang berproduksi untuk persediaan dan dimaksudkan untuk mempercepat pengiriman barang jadi dari tempat persediaan begitu pesanan pembeli pertama.
b.   tahap-tahap dalam Pengendalian Produksi
tahap-tahap atau fungsi-fungsi dalam pengendalian produksi ada empat, yaitu:
ü  Perencanaan
ü  Routing : merupakan suatu usaha untuk menentukan urut-urutan dari proses dan alat-alat yang digunakan dalam proses produksi.
ü  Scheduling : merupakan suatu usaha untuk menentukan kapan produksi akan dimulai dan selesai untuk diserahkan.
ü  Dispatching : merupakan surat perintah yang berisi wewenang untuk melakukan kegiatn produksi. Surat perintah ini juga dibuat sebelum produksi dimulai dalam bentuk dispatch sheet.
Analisis Jaringan Kerja : Metode Jalur Kritis dan PERT
Analisis jaringan kerja (Network Analysis) adalah merupakan teknik yang berkaitan dengan masalah penetapan urutan pekerjaan yang diarahkan untuk meminimumkan waktu penyelesaian suatu pekerjaan atau proyek, agar dicapai biaya yang rendah.
Analisis jaringan kerja ini, banyak dipakai pada scheduling dan terkenal dengan Critical Path Method (CPM) dan Program Evaluation Review Technique (PERT). Dalam bahasa kita terkenal dengan nama Metode Jalur Kritis (MJK).
Untuk lebih memperjelas pengertian tentang teknik ini perlu diketahui konsep dasar baik dari analisis jaringan kerja maupun MJK dan PERT dalam penerapannya.
1.      Jaringan Kerja (Network) : merupakan satu seri (rangkaian) aktivitas yang bersambung dalam menghasilkan barang dan atau jasa, yang terarah kepada usaha pencapaian tujuan perusahaan.
2.      Jalur Kritis (Critical Path) : jalur yang terpanjang dalam menyelesaikan satu rangkaian pekerjaan sampai selesai.
Aktivitas Semu (Dummy)
Adalah suatu aktivitas dalam jaringan kerja yang membutuhkan nol satuan waktu. Aktivitas semacam ini menggambarkan hubungan antara satu event yang lebih dahulu dengan dua event berikutnya meskipun tidak saling bergantung satu sama lain.
Keterbatasan-keterbatasan Metode Jalur Kritis (MJK)
Faktor-faktor penting yang membatasi penerapan metode jalur kritis adalah:
1.      MJK mendasarkan diri pada asumsi bahwa penyelesaian aktivitas dapat diketahui dengan tepat pada setiap waktu. Hal demikian tidak mungkin terjadi pada kehidupan Negara.
2.      MJK tidak memasukkan gagasan analisis statistic dalam menentukan perkiraan waktu.
3.      MJK merupakan model perencanaan statistic dan bukannya alat control yang dinamik.
§      Pengendalian Persediaan Bahan Baku
Bahan baku merupakan masalah yang cukup dominan di bidang produksi. Perusahaan selalu menghendaki jumlah persediaan yang cukup agar jalannya produksi tidak terganggu. Kata cukup di sini tidak berarti bahwa persediaan bahan harus dalam jumlah besar, karena akan mengandung banyak resiko seperti: resiko hilang dan rusak, biaya pemeliharaan dan pengawasan yang tinggi, resiko using, dan uang yang tertanam di persediaan terlalu besar.
§      Pemeliharaan Peralatan
Di bidang aktivitas produksi, fungsi pemeliharaan dari perbaikan peralatan sangat memegang peranan. Bilamana hal ini diabaikan, maka akibatnya perusahaan akan menderita rugi yang tidak kecil.
Kerugian yang diderita oleh perusahaan karena kelalaian mengadakan pemeliharaan peralatan disebabkan antara lain:
1.      Kerusakan peralatan yang sudah cukup parah sehingga menyebabkan biaya perbaikan menjadi mahal.
2.      Kerugian karena berhentinya sebagian atau keseluruhan kegiatan produksi.
3.      Kerugian karena keterlambatan pengiriman barang kepada konsumen sehingga menyebabkan turunnya pendapatan perusahaan.
4.      Perusahaan terpaksa harus membayar claim karena penyerahan yang tidak tepat.
5.      Menimbulkan keengganan para pelanggan untuk kembali memesan ke perusahaan karena dianggap tidak menepati janji.
Pada umumnya, biaya pemeliharaan cenderung naik setiap tahunnya karena disebabkan oleh 3 hal, yakni:
ü  Selalu terdapat kenaikan yang ajeg pada kecepatan pengoperasian peralatan, ketepatan toleransi dan spesifikasi produk yang dibuat.
ü  Adanya kecenderungan untuk memasang alat control otomatis dan alat-alat pembantu lainnya, sebagai akibat dari perkembangan teknologi.
ü  Peralatan baru biasanya lebih mahal karena adanya pengaruh perubahan harga dan perkembangan peralatan itu sendiri, dan agar supaya kenaikan biaya tidak merubah unit cost terlalu menyolok, maka mesin baru diusahakan untuk dapat bekerja lebih lama, lebih produktif atau justru keduanya.
Organisasi Pemeliharaan Peralatan
Terdapat dua sistem untuk mengorganisasi pemeliharaan ini, yaitu:
a.       Di desentralisir menurut pusat biaya atau departemen (masing-masing bagian atau departemen memiliki seksi pemeliharaan tersendiri).
b.      Sentralisasi (dalam perusahaan hanya terdapat satu bagian yang khusus menangani perbaikan dan pemeliharaan peralatan).
§      Pengawasan Kualitas dan Inspeksi
Kekhususan pengertian kualitas, terletak pada faktor standard yang ditetapkan, yang ditinjau dari dimensi tertentu. Masalah pengawasan kualitas dan inspeksi ini tidak hanya menyangkut tentang barangnya saja, akan tetapi menyangkut pula kebijakan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar, kebutuhan investasi, kemampuan menghasilkan kembali (return of investment), persaingan, dan sebagainya, kualitas dan disain teknis, standard bahan baku, proses dan kemampuan kerja barang yang bersangkutan, serta berbagai inspeksi di bidang-bidang kualitas bahan yang dipakai, operasi yang digunakan dan daya kerja berang yang dibuatnya.
Terdapat 4 tahap dalam pengawasan kualitas yaitu:
1.      Penentuan kebijakan tentang penetapan kualitas sesuai dengan tuntutan pasar (konsumen).
2.      Tahap penentuan disain teknis untuk mencapai target tuntutan pasar.
3.      Tahap pembuatan, beberapa pengawasan kualitas bahan yang dipakai dan operasi produksi, sebagai perwujudan pelaksanaan tahap 1 dan tahap 2.
4.      Tahap penggunaan di lapangan, di mana pemasangan akan berpengaruh kepada kualitas akhir dan pengefektifan jaminan kualitas serta daya kerja barang.
Pengawasan Kualitas di dalam Produksi
Inspeksi merupakan penyusunan cara-cara pengukuran karakteristik kualitas dan memperbandingkannya dengan standard yang telah ditetapkan, pada tahap ini tindakan perbaikan belum dilakukan.
Pengawasan/pengandalian (control) mengajukan pertanyaan-pertanyaan kapan, berapa kali dan berapakah jumlah barang yang akan diinspeksi. Bilamana terjadi kerusakan, pengawasan menentukan penyebab kesalahan dan melakukan perbaikan.
Bagan Pengawasan (Control Chart)
Pada dasarnya, penyimpangan yang sering terjadi dalam proses industri, dibagi dalam dua kategori:
1.      Penyimpangan-penyimpangan yang tidak dapat ditentukan
2.      Penyimpangan-penyimpangan yang dapat ditentukan.
LOKASI DAN LAYOUT PABRIK
§      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penentuan Lokasi Pabrik
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan tempat untuk pabrik, yaitu:
ü  Dekat dengan pasar.
ü  Dekat dengan bahan baku.
ü  Ongkos transport.
ü  Penyediaan tenaga kerja.
ü  Penyedian sumber tenaga/energy.
ü  Lingkungan sekitar.
ü  Iklim.
§      Cara Penentuan Lokasi Pabrik
Pada dasarnya terdapat 2 macam cara menentukan lokasi pabrik, yakni:
a.      Cara Kualitatif : merupakan cara yang paling sederhana yaitu cukup mengadakan penilaian kualitatif terhadap faktor-faktor yang dianggap memegang peranan pada setiap alternatif lokasi
b.      Cara Kuantitatif : memiliki 2 cara yakni:
1. Cara yang sederhana: merupakan usaha mengkuantifikasi hasil analisis kualitatif yang telah dilakukan, dengan cara memberikan SCORE (nilai) pada masing-masing kriteria.
2. Cara yang komplek: cara ini menggunakan rumus-rumus matematika dan menggunakan model tertentu, yang banyak digunakan dalam OPERATION RESEARCH.
§      Layout Fasilitas Produksi
Adalah pengaturan dan penempatan alat-alat, tenaga kerja, dan kegiatan-kegiatan di dalam produksi.
Adapun tujuan pokok dari layout pabrik ini adalah:
ü  Untuk meminimumkan biaya pengangkutan dan penanganan.
ü  Untuk mempercepat dan melancarkan arus bahan-bahan.
ü  Untuk mendapatkan penggunaan ruang yang efisien baik bagi karyawan maupun untuk penyimpanan.
ü  Untuk melakukan kerja yang efisien.
ü  Untuk memudahkan pengawasan pekerjaan bagi mandor.
Layout dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.      Process Layout atau disebut juga functional layout merupakan penyusunan fasilitas produksi (mesin-mesin) di mana mesin-mesin yang mempunyai fungsi sama ditempatkan pada tempat yang tertentu. Layout ini lebih sesuai untuk mengerjakan produk atas dasar pesanan karena sangat luwes atau dapat menyesuaikan dengan kondisi pesanannya.
2.      Product Layout merupakan pengaturan mesin-mesin dalam pabrik sesuai dengan arus proses produksinya. Layout ini lebih sesuai untuk proses produksi terus-menerus atau produksi barang-barang standard. Penggunaan layout ini dianggap lebih ekonomis dan produk lebih cepat selesai dikerjakan.
Penggunaan product layout ini akan ekonomis apabila memenuhi syarat-syarat berikut:
a.       Volume produksi cukup sesuai dengan kapasitas penggunaan mesin dan peralatan yang dipasang.
b.      Permintaan akan barang yang dihasilkan cukup stabil.
c.       Barang yang dihasilkan terstandardisir.
d.      Komponen-komponen (suku cadang) dapat saling ditukarkan.
e.       Penyediaan material yang ajeg.

No comments:

Post a Comment